Kamis, 13 Januari 2011

kemarin dan hari ini..


Kemaren unce ketemu sama temen, dia yang suka baca blog unce maksa unce buat masukin cerpen ke blog, unce yang sumpahhhnya lagi nggak produktif ini dengan sopan bilang “mbung ah” oh itu nggak sopan ya? Hehe..

Oke baiklah.. dan ini cerpen itu..


“kemarin dan hari ini”

            Hai nama gue Bunga Prasetya, sebut saja Bunga, gue bukan korban perkosaan atau korban kriminal yang lainnya, terima kasih. Gue galau, memang lagi musim ya sekarang ? Gue sebenernya sukanya musim rambutan atau musim durian gitu widihhhh rasa buahnya itu lho.. ehm oke where was I?
            Yak gue galau, dihari kemarin, nggak ada alesan yang bisa dijabarin ini lebih kepada hati gue yang merasa sepi. Dan itu kemarin, karena sekarang gue merasa sebagai perempuan paling beruntung, karena Tuhan sayang gue.
            Kemarin di pagi hari yang dingin udara terasa mendukung rasa sendu gue, mungkin udara ini sisa dari hujan semalem. Gue sempet nabrak meja, jatuh dari tangga, tenang gue nggak apa-apa itu adalah aktivitas gue yang sangat biasa di setiap harinya. Gue dengan sangat sendu minum susu yang dibuat si mbok, dengan si mbok yang menemani gue seakan-akan dia bilang “tenang neng mbok akan selalu tetap ada di samping neng, hikss hikss” matanya nanar.
            Setelah galau sepanjang pagi, gue mutusin untuk keluar dari rumah, cuma main, bukan minggat! Gue memutuskan untuk pergi naik kereta entah pergi kemana, menuju stasiun, gue naik angkot, jauh stasiun dari rumah gue adalah seperti sabang sampe marauke! Oke gue boong yang pasti gue harus berkali-kali naik angkot, walaupun ribet gue bertekad untuk ngehabisin hari ini dengan naik kereta, gue suka kereta.
            Di angkot pertama, gue barengan sama anak-anak SMA yang baru pulang sekolah. Anak-anak ABG labil ini jumlahnya 3 orang, tapi suaranya kayak orang satu kampung. Sepanjang perjalanan gue dengerin mereka cerita soal cinta-cintaan
Cewek 1          : “ya ampyunnnnnnnnn yang anak kelas 3 itu ganteng banget, gue naksir banget dan pasti dia juga bakalannnnnnnn naksir gue secara gue gitu lohhhhhh jago renang”

Oke gue nggak tau kolerasinya apa.

Cewek 2          : “ga mungkinnnnnnnnnnn jugaa dia suka sama lo, huekkkkk yang pasti suka sama gue, huekkkkk gue kan seksi kaya biola gitu lohhhhh”

Cewek 3          : “ah pusing dyehh denger kalian berdua, yang pasti kakak itu ganteng banget, nggak usah rebutan dia kan udah punya pacar kakak yang model itu”

Cewek 1          : “iya sayang banget ya? Padahal kan kakak itu keriting”

Cewek 2          :“iya mendingan gue kemana-mana kali Aaaaaaaaaaaaa pokonya gue suka sama kakak kelas kita itu”
Cewek 3          :“aaaaaaaaa gue juga gue juga aaaaaaaaa”
Cewek1           : “aaaaaaaaaaaaaaaa iya keriting”

Gue                  : “aduh jeng berisik banget, gue botakin satu-satu baru nyaho!“ Kata gue emosi dalam hati, secara rambut gue keriting..

            Di angkot ke dua, gue seangkot sama cewek yang semuanya punya badan yang aduhai, tadinya gue berniat untuk turun lagi karena minder, tapi dengan segenap jiwa raga gue memilih untuk tetap duduk manis, semua baik cuma ngelempar senyum yang sangat manis, dan gue bales dengan senyuman termanis gue biar nggak kalah dari mereka. Semua berjalan dengan normal seperti biasa, sampai akhirnya

“Kiri mang” dengan suara yang kecil.
“Kok suaranya berasa aneh” kata gue dalem hati
“Kiri mang” masih dengan suara kecil.
“Ehmm kenapa ya?” masih dalam hati
“budek ya neng mang angkotnya, MANG KIRI AI MANEH” kata dia emosi.
Oh my god mereka BERJAKUN, pantes suara mereka aneh, ternyata banci.

            Turun dari angkot ke dua, gue harus jalan sebentar menuju pangkalan angkot ke tiga, dimana tiba-tiba hujan, gue berusaha lari sekuat tenaga dimana hal itu ternyata percuma karena hujannya terlanjur deras, gue memutuskan untuk meneduh sebentar, di depan sebuah rumah gue mulai kedinginan. Gue sedari tadi yang nggak merhatiin sekitar gue, mulai sadar, kayaknya ada orang yang tidur depan rumah itu, ternyata orang gila. Gue shock, gue lari membabi buta, untung gue melihat angkot, gue langsung naik angkot, dan lega.
            Di dalem angkot gue mulai pasrah kalau-kalau bakalan ada orang aneh lagi di dalem angkot, tapi ternyata nggak, semua Nampak normal, sampai gue menyadari gue salah naik angkot, gusti.
            Oke lupain adengan salah naik angkot tadi, anggap itu nggak pernah ada. Gue sekarang menuju stasiun. Dengan turunya gue dari angkot ini artinya gue bakalan sampe di stasiun dengan sentosa, setelah 15 menit yang kerasa selama 15 taun itu gue nyampe stasiun, ketika bayar angkot gue menyadari bahwa dompet gue nggak ada, gue membenamkan muka ketangan “oh god, why me?” mungkin dompet gue jatoh waktu di kejar orang gila atau jatoh dimana gue nggak tau atau mungkin emang gue lupa bawa, entahlah. Tapi gue yang sigap ini langsung sadar bahwa gue punya uang cadangan di saku 20 ribu rupiah.
            Akhirnya gue sampe stasiun, gue liat di tempat antrean tiket perjalanan yang paling murah cuma dari Bandung menuju Cicalengka yaitu lima ribu, maksud gue yang cukup dengan uang gue yang sekarang, itupun gue nggak tau gimana pulang kerumah.  Sambil mikir gue pergi ke tempat jual minum.
            Di tempat minum gue numpang duduk, sambil minum pastinya, nggak sengaja gue ngeliat sosok cewek yang berantakan, dia minta izin untuk duduk bareng gue yang gue iyakan. Dia cewek yang kerja di Bandung tiap seminggu sekali dia naik kereta ekonomi menuju cianjur, buat pulang ke kampungnya, dia pengamen.

            Gue sama dia ngobrol hal-hal biasa yang nggak penting, kaya dari mana mau kemana atau kenapa kereta itu panjang, nggak ada adegan cerita-cerita kehidupan yang susah, gue pengen nanya soal kehidupan dia sebagai pengamen, tapi gue urung, yang pasti dia keliatan happy sama kehidupannya.  Diem-diem gue bersyukur dalam hati, untuk kehidupan gue. Ada keheningan di antara obrolan kita, gue terlalu sibuk sama pikiran-pikiran tentang hidup gue, yang harusnya udah sangat cukup untuk di syukuri, terlalu dangkal kalau gue harus galau untuk hal yang gue juga nggak tau kenapa. Gue berusaha memecah keheningan dengan bilang

“Bandung dingin ya”

Dimana di jawab oleh dia dengan ketawa renyah, gue cuma senyum, nggak ngerti.

            Gue pisah sama dia karena kereta dia udah dateng, gue sendiri memutuskan pulang. Oke dan sekarang gue nggak galau lagi, mungkin bagi sebagian orang gue mengalami kesialan seharian kemarin, tapi bagi gue itu adalah kejadian yang menyenangkan, kita emang kadang perlu untuk memiliki hal-hal konyol untuk diinget, kadang perlu untuk ngetawain diri sendiri Because we’re nice people.

Tuhan dengan cara-caranya yang luar biasa mau gue senyum lagi. Tuhan sayang gue.


sekian cerpen ituuuuuu...^_^
_happyuncal_