Minggu, 12 Januari 2014

Hujan dibawah sorot lampu jalan

Jakarta hujan lebat seharian, sore ini saya duduk disebuah warung pempek, belum sempat pergi, hujan udah turun lagi dan lebih deras lagi. Saya dan temen saya terpaksa nunggu, sepanjang obrolan saya memandangi arah kiri, Hujan dibawah sorot lampu jalan membuat saya tertegun berkali-kali.

Ada rindu yang sulit untuk diucapkan, merasuk terlalu dalam. Mungkin ini yang dirasakan oleh para pejuang di medan perang, lebih nyaman untuk pergi tapi memilih untuk tetap berjuang, rindu yang perih dan meresahkan, terlebih rindu dalam diam.

Ada kegundahan yang terlalu membuas, kapal ini tetap akan saya bawa untuk mengarungi samudera yang luas seperti yang sudah saya pernah bilang, saya akan sampai di pulau megah yang saya dan kamu bangun bersama, jadi sejujurnya akan lebih ringan jika kamu juga ada disana. 

Ternyata banyak sekali kegundahan yang terbalut oleh harapan saat berbicara tentang esok hari, sebelum saya terlalu tersiksa dengan pikiran saya sendiri, saya terhentak..

"daritadi liat ke kiri terus ceu, ngelamun ya? kepikiran dia lagi ga ceu?"





-Jakarta yang dingin, tepat 1,5 Tahun-