Sabtu, 23 Februari 2013

Pianistku

Aku tidak pernah tahu bagaimana caranya menghentikan mataku yang selalu mendadak basah setiap kali mendengar sebaris namamu disebut.

Setelahnya aku akan mengingat alunan piano yang kamu mainkan ditoko musik milik Pak Prama, yang rutin kamu sambangi. dan dulu itu aku membuat kebetulan-kebetulan sehingga aku ada disana mendengar lagumu yang aku paksa menjadi lagu kita.

Masih teringat gelak tawamu saat aku meminta kau membungkuk terima kasih pada penggemar-penggemarmu ditoko itu. Semoga kamu ingat wajah-wajah kagum pengunjung toko saat kau mengalunkan lagumu, yang seperti aku bilang aku paksa menjadi lagu kita.

Aku selalu mendengar dengan tekun sambil memakan beberapa butir coklat, kau pernah bertanya kenapa, bodoh! tentu aku ingin membuat semua moment itu bertambah manis, pianistku.

Pernah satu kali aku mengganggumu dengan alasan membantu dan kau mengizinkannya. Dengan wajah jenakamu kamu bersorak tentang nada baru, lucu sekali. sejujurnya aku lebih suka lagu kita.

Wahai pianistku, kini lagu kita terdengar pilu ditelinga terlebih dihati setelah kau pergi tanpa permisi. Pianistku aku yang selalu bersembunyi dibalik nadamu, aku yang selalu mengagumimu dalam diam, aku selalu disana, semoga kamu mengingatnya.




jakarta, februari 2013

Minggu, 17 Februari 2013

Dialog

"saya minta maaf, kemarin saya nemenin shila dan lupa kalau ada janji dengan kamu".
"..."
"kamu tau dira? kenapa saya sering sekali nemenin shila sampai larut hingga saya lupa semuanya?"
"karena shila lebih menyenangkan dari saya? plus cantik?" Dira menatap Danu.
"kamu benar, shila menyenangkan, cantik, kalau boleh saya tambahkan dia juga polpuler, saya perlu tekankan saya tidak mengkomparasi dia dengan kamu. saya cuma mau bilang..."
"..."
"dira, kamu tau? setiap kali saya melihat matanya ada keheningan dan kesedihan disana, matanya seolah bilang kalau dia rindu akan kebahagiaan, dia mungkin terkungkung, saya mau dia tau kalau dia nggak sendiri"
"oh ya? apa yang kamu lihat dari mata saya?"
"marah, kamu benar-benar marah"
'oke saya juga harus bilang, saya menunggu lama sekali danu, nunggu kamu seharian di bangku kita tanpa pindah satu jengkalpun itu nggak ada apa-apanya, saya menunggu lama sekali untuk melihat mata kamu berbinar karena jatuh cinta, saya menunggu untuk mendengar kamu bernyanyi tanpa kamu sadari. setelah 3 tahun 2 bulan 14 hari saya mengenal kamu akhirnya saya bisa melihat itu, tapi demi Tuhan kenapa bukan untuk dan karena saya?'
"Dira kamu ngelamun? kamu mau bilang apa?" Danu menjentikan jari berkali-kali didepan mata dira.
"...."
"...."
"beliin saya es krim"