Sabtu, 23 Februari 2013

Pianistku

Aku tidak pernah tahu bagaimana caranya menghentikan mataku yang selalu mendadak basah setiap kali mendengar sebaris namamu disebut.

Setelahnya aku akan mengingat alunan piano yang kamu mainkan ditoko musik milik Pak Prama, yang rutin kamu sambangi. dan dulu itu aku membuat kebetulan-kebetulan sehingga aku ada disana mendengar lagumu yang aku paksa menjadi lagu kita.

Masih teringat gelak tawamu saat aku meminta kau membungkuk terima kasih pada penggemar-penggemarmu ditoko itu. Semoga kamu ingat wajah-wajah kagum pengunjung toko saat kau mengalunkan lagumu, yang seperti aku bilang aku paksa menjadi lagu kita.

Aku selalu mendengar dengan tekun sambil memakan beberapa butir coklat, kau pernah bertanya kenapa, bodoh! tentu aku ingin membuat semua moment itu bertambah manis, pianistku.

Pernah satu kali aku mengganggumu dengan alasan membantu dan kau mengizinkannya. Dengan wajah jenakamu kamu bersorak tentang nada baru, lucu sekali. sejujurnya aku lebih suka lagu kita.

Wahai pianistku, kini lagu kita terdengar pilu ditelinga terlebih dihati setelah kau pergi tanpa permisi. Pianistku aku yang selalu bersembunyi dibalik nadamu, aku yang selalu mengagumimu dalam diam, aku selalu disana, semoga kamu mengingatnya.




jakarta, februari 2013

1 komentar: