Minggu, 09 Juni 2013

Entah Menyebutnya Apa

Aku ingin sekali menjelma menjadi tafsir yang berbicara, mengartikan setiap kata, gerak, rasa.
Seringkali kita ada disituasi menunggu,berdua. Lalu mengurai tentang semua hal.
Kamu selalu memilih tempat duduk yang mengharuskan kita berhadapan, memandang langsung ke mata, mengumbar tawa sampai semua orang dengan gusar menoleh, seribu gadget yang setia itu kamu simpan rapat, kamu suka bercerita dan mendengar.
Kamu selalu bertanya apa yang saya mau, sejujurnya bersama kamu saya seperti melihat dalam cermin, namun bedanya kamu menceritakannya dan saya meng-iyakan dalam diam. Kita tidak pernah saling memberi solusi, benar apa yang kamu bilang kita hanya perlu saling mendengar.
Saya selalu merasa aman tanpa kamu melakukan apa-apa, Jika kita dihadang preman saya yakin kamu tidak akan melindungi saya, mungkin saat itu kamu malah akan lari bersama saya.
Saya selalu membuat sesuatu setelah bertemu kamu, termasuk tulisan ini. Kamu selalu bilang saya bisa dan mampu, dan kamu memiliki kekuatan untuk membuat saya percaya. 
Saya sendiri kelu kalau mengartikan ini cinta, karena ini bukan. Sekalipun kamu tidak pintar membedakan rasa, jelas ini bukan cinta. Hanya saja Jika saya diberi kewenangan untuk memilih siapa saja orang-orang yang bisa menemani saya, salah satunya pasti kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar