Rabu, 16 Oktober 2013

Ke-tiga

Ini badai ke-tiga wahai kapten, seperti badai yang sama namun lebih deras dan mengguncang. Seperti kemarin aku masih meraba arah, melihat bintang yang sesekali kau hadirkan, didepan sana gelap sekali sehingga aku enggan menerka-nerka.

Baja ini hanya bualan, aku membangunnya dengan terburu-buru, aku angkat kepalaku tinggi-tinggi, cobalah mendekat kapten didalamnya rapuh..

Disetengah kesadaran antara kanan dan kiri, diantara amukan yang ingin membuncah namun hilang bersama bulir, di tengah laut indah yang mungkin saja menenggelamkan semoga malaikat meng-Aminkan saat aku merapalkan doa-doa, disini ada malaikat tak bersayapku yang harus aku buat bangga.



-Jakarta, di Hari Kamis-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar