Selamat hari blogger nasional bagi semua blogger :) sebagai blogger amatiran cuma bisa bilang selamat aja..
Beberapa waktu lalu sempet ketemuan sama temen SD yang gatau udah berapa lama nggak ketemu, mungkin sepuluh, sebelas atau duabelas taun? awal ketemu lagi seperti biasa di social media, walaupun dia bilang, dia pernah liat saya, dan anehnya nggak berani negor, wajar sih di SD kan saya (menurut dia) dikenal jutek,ngahahhahha.. dia juga sekarang baca blog ini katanya, haiiii wahid :D
beberapa hari ini saya dan Wahid main sambung-sambungan tulisan, walaupun diwarnai dengan perdebatan seperti
"udah ah ending aja hid"
"jangan ih terusin aja"
"shit! ternyata Danu udah tunangan ceu?"
"kamu aja yang ungkapin alesannya, ga tega ceu"
atau
"hid tadi kan aku bikin dianya ke toilet kok sekarang di meja?"
"kan udah selesai ke toiletnya unceee"
-____-
tapi oke akhirnya selesaiiii, yeee!!! hasilnya bagus? nggak juga sih,hahahaha yang penting dari permainan ini kan kita happy, asiknya dalam nyambungin tulisan, kita nggak tau temen kita akan nulis apa atau akan sama nggak dengan pemikiran kita? tapi fun! berikut saya co-pas tulisan kita, dan sesuai permintaan Wahid, judulnya Salju dan Semi, enjoy!
Wahid sempet nanya kenapa saya memilih sad ending, dan jawaban saya: hidup itu nggak selamanya seindah FTV, dan diantara dua orang yang sedang jatuh cinta, sangat mungkin ada satu orang yang sakit hati.
Beberapa waktu lalu sempet ketemuan sama temen SD yang gatau udah berapa lama nggak ketemu, mungkin sepuluh, sebelas atau duabelas taun? awal ketemu lagi seperti biasa di social media, walaupun dia bilang, dia pernah liat saya, dan anehnya nggak berani negor, wajar sih di SD kan saya (menurut dia) dikenal jutek,ngahahhahha.. dia juga sekarang baca blog ini katanya, haiiii wahid :D
beberapa hari ini saya dan Wahid main sambung-sambungan tulisan, walaupun diwarnai dengan perdebatan seperti
"udah ah ending aja hid"
"jangan ih terusin aja"
"shit! ternyata Danu udah tunangan ceu?"
"kamu aja yang ungkapin alesannya, ga tega ceu"
atau
"hid tadi kan aku bikin dianya ke toilet kok sekarang di meja?"
"kan udah selesai ke toiletnya unceee"
-____-
tapi oke akhirnya selesaiiii, yeee!!! hasilnya bagus? nggak juga sih,hahahaha yang penting dari permainan ini kan kita happy, asiknya dalam nyambungin tulisan, kita nggak tau temen kita akan nulis apa atau akan sama nggak dengan pemikiran kita? tapi fun! berikut saya co-pas tulisan kita, dan sesuai permintaan Wahid, judulnya Salju dan Semi, enjoy!
Salju dan Semi
Ini
ketiga kalinya Danu dan Ara saling memandang, Danu tidak ingin kehilangan
moment itu tapi ia memilih untuk memalingkan wajahnya, Danu gugup. Danu tidak sanggup memandang Ara lebih lama, ia khawatir Ara akan tahu
bagaimana perasaan Danu yang sebenarnya. Sedangkan ia seperti tahu Ara tidak
memiliki perasaan yang sama.
Danu
tak tau, paha Ara sudah membiru ia cubiti sendiri, sama seperti kemarin. Danu
diam-diam mencuri pandang sekali lagi dan dia sepertinya
mulai sadar bahwa Ara sedang gelisah, apa iya Ara sedang menunggu saat dimana
Danu mengungkapkan perasaannya? Tapi Danu lagi-lagi ragu, ia terlalu takut,
pengecut.
Danu
mengais-ngais ingatannya, untuk mengurai tiap detik pertemuan pertamanya dengan
Ara. siapa yang tau kini Danu jatuh cinta dengan sosok mungil itu, Ara masih
cantik sama dengan kemarin Dia
begitu manis dengan balutan senyuman yg selalu menghiasi wajahnya, hal yg
membuat danu tak pernah lupa. Ketika
danu sedang mengais-ngais ingatannya tersebut,
tiba-tiba Ara mengagetkannya..
"danuuu"
panggil Ara dengan manja, suara yg Danu suka.
"
ya ra?". Ara tetap diam, kini danu memanggil
dengan manja. Ara kembali gugup, Ara lupa mau bilang apa,
Dan
danu kini semakin sadar bahwa arapun sepertinya memiliki rasa yg sama, Dua insan yg sama2 sedang jatuh cinta,
"oh indahnya" cetus danu tanpa ia sadari,
Lalu
ara-pun bertanya, "apanya yg indah danu?"
"gak
td gw lagi ngelamun" sergah Danu.
"ngelamunin
apa nu" Ara bertanya basa-basi, dan seketika berubah penasaran setengah
mati ketika Danu bilang "ngelamunin tentang salju dan semi"
"Salju
dan semi?" Tanya ara dengan penuh harap.
"Maksudnya
apa nu?", ara masih mencari jawaban dari
ucapan Danu tadi
‘Salju
dan semi, 2 musim yang sama2 dicintai Tuhan, musim bagi orang2 yg jatuh cinta,
indah tapi tidak pernah bisa bertemu, sama seperti kita’.
Danu ingin mengatakannya namun Danu memilih untuk bilang "mau tau? mau tau
aja apa mau tau banget?"
"Aaah
danu bikin ara penasaran aja, maau tau bangeet doong nu!!" Seru ara dgn
semangatnya.
Namun
danu lagi2 berkelit dan hanya melemparkan senyum yg mampu membuat ara terdiam.
Setelahnya mereka saling terdiam tanpa sepatah katapun.
Lalu tiba-tiba
danu menyimpan tangannya diatas kepala Ara "gausah ngelamun yuk
makan". Ara tak tau mukannya sudah tak karuan, sedangkan Danu menikmati
moment itu sambil sesekali memalingkan wajah karena gugup melihat langsung ke
mata Ara,Tanpa
pikir panjang ara mengiyakan ajakan danu,
"makan
kemana nih nu?",
"udah
ayo ikut aja" seru danu dan tanpa sadar tangan danu menggenggam tangan
ara.
Sontak
saja ara kaget namun tak ada gestur penolakan, ara menikmati momen itu. Danu dan Ara saling mengulum senyum.
di sebuah rumah makan senderhana Ara memilih duduk sedekat mungkin dengan danu,
tp Danu beranjak dan memilih duduk berhadapan dengan Ara. seperti ini Danu
ingin memandang wajah Ara lekat di antara lampu kuning yg termaram dan Ara sekali
lagi dibuat malu olehnya, ketika kedua bola mata mereka bertemu dlm satu titik
koordinat yg sama. Sungguh momen yg sangat mereka nikmati satu sama lain, lalu
danu memberanikan diri tuk memulai percakapan.
"Ara,
ga pernah peduli cuaca, setiap ke kedai ini pasti lo pesen vanilla ice cream,
gw belum pernah nanya kenapa ya ra?"
"soalnya
manis, aku selalu ngerasa ada rasa manis yg tersisa aja setelah makan ice
cream, seenggaknya kalau ada hal yg menjengahkan setelah makan ice cream, ada
manis yg kesisa di mulut, atau diingatkan" Ara menjelaskan dengan sesekali
melihat atap. Danu tersenyum.
"Oooh
begitu ya," jawab danu,
setelahnya
ara berbalik bertanya, "km sendiri ko seneng bgt sama kopi sih?".
"Oh
ini? Hmm menurutku, kopi tuh unik, disana ada dua rasa yg berkebalikan tp
saling melengkapi, bayangin kalo kemanisan? Ato kalo terlalu pahit?, ibarat
hidup tuh harus seimbang dan saling melengkapi" jelas danu dgn gaya sok2
ngerti dan sok filosofis. Ara kembali tersenyum dan mengangguk entah mengerti
ato iya iya aja.
Lalu
Danu, entah keberanian dr mana bertanya pada Ara
"apa
kabar Gilang?" dengan senyum, senyum yang hambar.
Ara
masih memainkan ice creamnya, ketika akhirnya mengangkat kepalanya "gatau
udah lama nggak ngobrol, Dila apa kabar nu?
"Ohh..
ga pengen tau emangnya kabar gilang?" Masih dengan perasaan ingin tau,
"udah
ah nu, jgn bahas itu deh,"
"oke
oke, oia dila baik ra, kita kemaren kebetulan ketemu" jawab danu dgn
lekasnya. Sekarang ara yg tersenyum dgn hambarnya..
"sama
pacarnya sendiri masa ga sengaja ketemu" senyum Ara masih hambar yang
terasa mengintimidasi bagi Danu.
Ada
keheningan cukup panjang, Ara mengisinya dengan melahap es krimnya sambil
sesekali mengayunkan kakinya, sementara matanya tidak beranjak dari
mata Danu. Ara memilih berbohong dengan permisi untuk pergi ke toilet setelah
Danu berkata "tunangan
Ra bukan pacar"
"Iya
tunangan ra, tapi perlu kamu tau kalo rasa ini harusnya milik kamu, ya kamu,
seandainya kamu tau ra" ucap danu dlm hati.
Dan
di ujung sana ada sosok hati yg sedang kesal, sama seperti danu, ia pun
berharap agar hatinya dimiliki oleh sosok yg ada tepat diujung meja sana. Namun
apa daya ia hanya wanita yg tak mampu mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan.
"aku..."
kata Ara terhenti, Danu tetap diam, dia mulai takut Ara akan pergi dan
menghilang lagi seperti dulu. Seperti lelaki pecundang lainnya, Danu takut
untuk dihadapkan pada pilihan, hatinya untuk Ara, tapi dia memiliki Dila.
"aku
mmm.. saya nggak nyangka, hari ini kita
bakalan sampe dipembicaraan seperti ini, tapi saya rasa harusnya dari dulu kita
bicarakan ini, Saya bodoh karena untuk bersama kamu saya meninggalkan Gilang,
sedangkan kamu bertahan dengan Dila dan tidak pernah mau melepaskan saya, jujur
saya sempat jijik melihat kamu, tapi sekarang saya akui tindakan kamu benar,
dan jangan pernah tinggalkan Dila, demi saya atau demi Ara Ara yg lainnya".
Danu
tertegun dengan perkataan ara,
"kamu
gatau ra, aku ga pernah nemuin apa yg aku cari dari dila, dia hanya wanita pilihan
ibuku, aku ga pernah benar-benar
mencintai dia, aku hanya mencoba bertahan dan aku tak penah bisa
tuk ungkapin ini sama kamu,
aku terlalu pengecut"
"Ah
sudahlah, semuanya sudah terlambat, mungkin ini memang yg terbaik, kita
ibaratkan musim semi dan salju, indah namun tak pernah bisa
bersatu" cetus ara dengan perasaan emosi dan entah apa itu namanya, Danu
hanya terdiam, ia tak bisa, tak sanggup lebih tepatnya.
dan
Danu seakan sudah menebak akhir dari dialog ini, sehabis menenggak kopi dan
menyimpan cangkirnya dengan tenang, danu berkata "demi Tuhan kali ini
jangan tinggalin aku lagi, kamu cukup disini, dijangkauan pandanganku"
Tapi
ara sepertinya sudah enggan tuk melakukan hal bodoh itu lagi, ia kini benar2
sudah termakan oleh perasaannya, "tinggalkan dila, lupain dia, ayo kamu
jgn jadi lelaki pengecut, tunjukin dan buktiin kalo kamu
benar-benar menyayangiku" seru ara dalam
hatinya. Tanpa sepatah katapun ara pergi, dan danu mencoba menahannya dengan satu kalimat
"aku
sayang kamu ra kemarin dan sampai hari ini" Ara benar tak jadi beranjak.
"Dila
memang pilihan keluargaku, tapi aku lebih dulu bertemu dia daripada kamu,
bagaimanapun kamu tau bagaimana aku harus menjalaninya, kamu benar aku tidak
meninggalkan Dila untuk kamu, tapi kamu perlu tau hanya akan ada satu Ara,
nggak akan ada Ara yang lain"
Ara
enggan mengangkat kepalanya, air matanya jatuh sejadi-jadinya, Danu mengelus
kepala Ara, Ara menepis dengan sisa tenaganya, diantara isakan Ara yg memilu
Ara mengucapkan selamat tinggal "kamu harus bahagia ya, kalian harus
selalu bahagia selamanya".
Wahid sempet nanya kenapa saya memilih sad ending, dan jawaban saya: hidup itu nggak selamanya seindah FTV, dan diantara dua orang yang sedang jatuh cinta, sangat mungkin ada satu orang yang sakit hati.
#pernah banget maenan kaya gini, hasilnya cerpen dan cinta bersemi nyata. kalian? hahahahhahah
BalasHapusnggak lah mak, lagian ini masih berantakan bangettt..
BalasHapus